Article Detail
E-Learning: Differensiasi Tarakanita
Lahat (26/1)—Bertempat di Kantor Yayasan Tarakanita Wilayah Lahat dilaksanakan workshop e-learning selama tiga hari (21-23/1) lalu. Peserta workshop merupakan tenaga edukatif dari kantor wilayah Bengkulu dan Lahat serta perwakilan dari kantor wilayah sebanyak 20 orang. Hadir sebagai trainer tim TLC Ernest Nugroho, Yunatan Aribawa didampingi JM.Candra Herwanto.
Bagi peserta merupakan hal baru yang relevan untuk segera diimplementasikan dan dapat dijadikan daya pembeda bagi kompetitor. Dengan telah terpenuhinya sarana prasarana untuk mendukung pengembangan e-learning agar suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain, maka harapannya daya pembeda ini akan terwujud dengan cepat. Namun demikian, faktor sumber daya manusia perlu ditingkatkan lewat pelatihan seperti ini agar dapat mengimplementasikan IT-Based Education dengan tepat.
Mengawali pelatihan, tim trainer menyampaikan bahwa dalam proses penyelenggaraan e-learning dibutuhkan sebuah Learning Management System (LMS), yang berfungsi untuk mengatur tata laksana penyelenggaraan pembelajaran di dalam model e-learning. LMS sering dikenal dikenal sebagai CMS (Course Management System). Umumnya CMS dibangun berbasis web, yang akan berjalan pada sebuah web server dan dapat diakses oleh peserta melalui web browser (web client). CMS memberikan sebuah tool bagi instruktur atau pendidik untuk membuat website pendidikan dan mengatur akses kontrol, sehingga hanya peserta yang terdaftar yang dapat mengakses dan melihatnya. Selain menyediakan pengontrolan, CMS juga menyediakan barbagai tools yang menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Contoh tools yang disediakan adalah layanan untuk mempermudah upload dan share material pengajaran, diskusi online, chatting, kuis, survey, laporan (report) dan sebagainya.
Selama tiga hari peserta belajar membuat portal E-learning yang dikembangkan dengan mengembangkan LMS, yaitu Moodle. Moodle merupakan salah satu LMS open source yang sangat populer. Moodle dapat dengan mudah dipakai untuk mengembangkan portal sistem e-leraning. Dengan moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Leraning Environment), portal e-learning dapat dimodifikasi sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah.
Harapan nantinya agar dapat memberikan layanan student self service yang memungkinkan seluruh peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK ini dapat melayani diri mereka sendiri ketika ingin menjalani aktivitas belajar, memberikan layanan online learning yang seluruh bahan ajar yang disiapkan oleh pendidik dapat diakses oleh peserta didik secara online melalui jalur internet maupun intranet. Demikian juga dapat memberikan layanan online assessment agar peserta didik yang telah melakukan pembelajaran secara online dapat mengetahui apakah dirinya telah menguasai materi pembelajaran, serta collaborative learning, dan layanan training resource management. ***
Bagi peserta merupakan hal baru yang relevan untuk segera diimplementasikan dan dapat dijadikan daya pembeda bagi kompetitor. Dengan telah terpenuhinya sarana prasarana untuk mendukung pengembangan e-learning agar suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain, maka harapannya daya pembeda ini akan terwujud dengan cepat. Namun demikian, faktor sumber daya manusia perlu ditingkatkan lewat pelatihan seperti ini agar dapat mengimplementasikan IT-Based Education dengan tepat.
Mengawali pelatihan, tim trainer menyampaikan bahwa dalam proses penyelenggaraan e-learning dibutuhkan sebuah Learning Management System (LMS), yang berfungsi untuk mengatur tata laksana penyelenggaraan pembelajaran di dalam model e-learning. LMS sering dikenal dikenal sebagai CMS (Course Management System). Umumnya CMS dibangun berbasis web, yang akan berjalan pada sebuah web server dan dapat diakses oleh peserta melalui web browser (web client). CMS memberikan sebuah tool bagi instruktur atau pendidik untuk membuat website pendidikan dan mengatur akses kontrol, sehingga hanya peserta yang terdaftar yang dapat mengakses dan melihatnya. Selain menyediakan pengontrolan, CMS juga menyediakan barbagai tools yang menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Contoh tools yang disediakan adalah layanan untuk mempermudah upload dan share material pengajaran, diskusi online, chatting, kuis, survey, laporan (report) dan sebagainya.
Selama tiga hari peserta belajar membuat portal E-learning yang dikembangkan dengan mengembangkan LMS, yaitu Moodle. Moodle merupakan salah satu LMS open source yang sangat populer. Moodle dapat dengan mudah dipakai untuk mengembangkan portal sistem e-leraning. Dengan moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Leraning Environment), portal e-learning dapat dimodifikasi sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah.
Harapan nantinya agar dapat memberikan layanan student self service yang memungkinkan seluruh peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK ini dapat melayani diri mereka sendiri ketika ingin menjalani aktivitas belajar, memberikan layanan online learning yang seluruh bahan ajar yang disiapkan oleh pendidik dapat diakses oleh peserta didik secara online melalui jalur internet maupun intranet. Demikian juga dapat memberikan layanan online assessment agar peserta didik yang telah melakukan pembelajaran secara online dapat mengetahui apakah dirinya telah menguasai materi pembelajaran, serta collaborative learning, dan layanan training resource management. ***
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment