Article Detail

Latihan Pamungkas Tari Erai-Erai

Badanku dide be bada….
Di Dusun ditinggal Kundang
Di Rantau ampe melayang
Sebagian lirik lagu Umak ooh Umak dan Oi Kakang Tulah yang dilantunkan dalam sebuah nyanyian (guritan) tari Erai-Erai yang terdengar begitu mantap di aula SD Santo Yosef. Sebanyak 40 penari Erai-Erai yang terdiri dari karyawan TK, SD, SMP, SMA, dan kantor wilayah melakukan latihan pamungkas di aula tersebut, Selasa (10/1). Nantinya 40 karyawan ini akan menari masal di acara temu akbar alumni Santo Yosef, Sabtu (14/1) pukul 14.00 WIB di kompleks SMA Santo Yosef. Temu alumni ini bagian dari rangkaian acara Dies Natalis 50 Tahun SMA Santo Yosef. Pada saat tampil pada umumnya diidentikkan dengan saweran dalam bentuk penggalangan dana untuk maksud tertentu.

Tari Etrai-Erai dipilih karena merupakan tarian asli Kabupaten Lahat. Tari Erai-Erai merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah etnik Lematang. Daerah sentra atau asal tarian ini adalah ex marga Gumay Lembak, ex marga Puntang Suka Merapi, ex marga Pasirah IV Manggul yang selanjutnya menyebar ke beberapa daerah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat. Tarian ini  mengungkapkan kegembiraan pada saat panen padi. Disebut tari Erai-Erai karena Erai-Erai artinya serai serumpun yang melambangkan bahwa meski bercerai-berai namun tetap satu ikatan. Tari Erai-Erai populer sejak tahun 1950-an ketika beberapa Instrumen musik akustik seperti biola dan akordion mulai digemari seniman di wilayah kabupaten Lahat, sebelumnya diiringi instrumen musik gambus atau perkusi saja.***

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment