Article Detail
Level Kognitif SKL Tarakanita Lebih Tinggi
Lahat (5/1)-- Guna mempersiapkan para siswanya menghadapi Ujian Nasional (UN), berbagai cara dilakukan. Tidak hanya oleh siswa, tapi juga seluruh elemen pendidikan demi mencapai angka kelulusan 100 persen dengan nilai yang memuaskan. Pencapaian prestasi akademik menjadi harga mati yang harus dikejar. Berbagai kebutuhan baik sumber daya manusia, fasilitas pendukung dan regulasi yang diperlukan tentu akan diupayakan dengan sekuat tenaga. Selama dua hari (4-5/1) diselenggarakan Workshop Bedah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Pembuatan Soal Ujian bagi 69 tenaga edukatif unit SD, SMP, dan SMA Santo Yosef bertempat di aula SMP Santo Yosef. Hadir sebagai narasumber Dr.Nancy Susianna, M.Pd., Kepala Lembaga Penjamin Mutu Universitas Surya, STKIP Surya & Sekolah Genius, Direktur Center for Curriculum Development Surya University, Pembantu Ketua 1 Bidang Akademik STKIP Surya, dan Dosen S1 STKIP Surya dan S2 Universitas Pelita Harapan.
Heri Susilo, S.Ag., M.M. koordinator penyelenggara, menyampaiakan bahwa salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru mata pelajaran adalah “memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran”. (Permendiknas No. 16 tahun 2006) selain itu Hasil Ujian Nasional dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. (PP 19 tahun 2005). Seyogyanya kedua regulasi pemerintah tersebut bisa menjadikan otoritas guru sebagai pemegang otoritas evaluasi terhadap siswa bisa bekerja secara maksimal.
Dengan bedah SKL ini diharapkan agar tenaga edukatif dapat menelaah dan menyusun prediksi soal ujian nasional (SMP-SMA) dan UASBN (SD) yang nantinya dapat digunakan oleh para peserta ujian di masing-masing unit. Dapat melatih tenaga edukatif agar dapat dengan tepat menterjemahkan SKL, penentuan level kognitif, membuat kisi-kisi, koherensi indikator soal menjadi butir soal yang setara dengan soal ujian nasional, serta mendorong guru untuk melatih peserta didik di sekolahnya agar terbiasa dengan soal-soal setara ujian nasional. Dan yang lebih penting lagi bahwa level kognitif soal yang dibuat lebih tinggi daripada level kognitif SKL dinas pendidikan.***
Heri Susilo, S.Ag., M.M. koordinator penyelenggara, menyampaiakan bahwa salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru mata pelajaran adalah “memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran”. (Permendiknas No. 16 tahun 2006) selain itu Hasil Ujian Nasional dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. (PP 19 tahun 2005). Seyogyanya kedua regulasi pemerintah tersebut bisa menjadikan otoritas guru sebagai pemegang otoritas evaluasi terhadap siswa bisa bekerja secara maksimal.
Dengan bedah SKL ini diharapkan agar tenaga edukatif dapat menelaah dan menyusun prediksi soal ujian nasional (SMP-SMA) dan UASBN (SD) yang nantinya dapat digunakan oleh para peserta ujian di masing-masing unit. Dapat melatih tenaga edukatif agar dapat dengan tepat menterjemahkan SKL, penentuan level kognitif, membuat kisi-kisi, koherensi indikator soal menjadi butir soal yang setara dengan soal ujian nasional, serta mendorong guru untuk melatih peserta didik di sekolahnya agar terbiasa dengan soal-soal setara ujian nasional. Dan yang lebih penting lagi bahwa level kognitif soal yang dibuat lebih tinggi daripada level kognitif SKL dinas pendidikan.***
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment