Article Detail

Outing Class ke Situs Megalith Tanjung Telang

Lahat (21/11)--Siswa  kelas IV SD Santo Yosef mengadakan Outing Class ke Situs Megalith Tanjung Telang Merapi Barat Lahat,  Senin (19/11). Kegiatan Outing Class ini sudah kedua kalinya dilaksanakan di tempat yang sama. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengajak anak  belajar tidak hanya di dalam kelas namun juga bisa di luar kelas dan juga mengenalkan tempat bersejarah berupa Situs Megalith yang ada di Kabupaten Lahat. Diharapkan dari kegiatan ini siswa termotivasi untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Kegiatan Outing kelas diikuti oleh seluruh siswa kelas IV SD Santo Yosef berjumlah 116 orang, dengan pendamping guru 5 orang, tenaga kependidikan 5 orang, dan FKKSKM ada 3 orang. Mereka menuju lokasi situs Megalith pukul 08.10 WIB dan tiba di lokasi pukul 08.30 WIB menggunakan 4 bus, yang dikawal oleh Mobil polisi. Di lokasi disambut Kepala Sekolah SMPN 2 Lahat beserta perwakilan dari Dinas Pariwisata bagian Pemeliharaan Situs Megalith yang ada di Kabupaten Lahat yaitu Bapak Idriansyah yang dikenal dengan sebutan Pak Ujang dan Bapak Mario selaku Guide sekaligus pengurus FKKSKM. Dalam pengantarnya, Bapak Alfian selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Merapi Barat yang juga sebagai tuan rumah mengucapkan selamat datang dan berpesan untuk mengikuti peraturan yang ada diantaranya jangan bicara sembaranga, jangan buang air kecil disembarang tempat, jaga kesopanan.

Situs Megalith Tanjung Telang terletak di kompleks sekolah SMPN 2 Tanjung Telang, lebih tepatnya berada di samping dan belakang bangunan gedung sekolah. “Megalith terdiri dari 2 kata dalam bahasa Yunani, Mega artinya besar dan Litik/Lithos artinya batu. Megalith berarti batu besar, budaya batu besar”, ujar Pak Mario mengawali penjelasannya. Peninggalan Megalith yang tersebar di Kabupaten Lahat menjadikan Lahat mendapat julukan Negeri Seribu Megalith. Tercatat Kabupaten Lahat mendapat rekor MURI (tahun 2012) sebagai daerah paling banyak peninggalan Megalith di Indonesia, dengan jumlah peninggalan 1.027 terdiri dari 41 Situs.

Terdapat 3 peninggalan batu megalith Zaman Prasejarah pada Situs di Tanjung Telang ini yaitu Menhir atau Batu Tegak, Batu Datar, dan Arca Manusia membopong Anak Gajah. Peninggalan yang pertama merupakan Menhir yang lebih dikenal dengan istilah batu tegak merupakan lambang atau simbol atau tanda untuk upacara penghormatan kepada leluhur atau nenek moyang yang sudah meninggal, memiliki tinggi sekitar 60 cm. Peninggalan kedua adalah Batu Datar, fungsinya sebagai tempat untuk meletakkan sesaji atau bahan persembahan kepada leluhur/nenek moyang, dengan lebar sekitar 1,5 m2. Peningalan ketiga berupa Arca manusia yang membopong anak gajah. Arca ini memiliki tinggi sekitar 170 cm, mengenakan perhiasan berupa kalung dan gelang, dipunggungnya membawa pedang. “Bentuk yang sebenarnya sudah tidak utuh lagi karena sekitar tahun 1930-an kepala arca ini sudah hilang dan diganti dengan batu berbentuk menyerupai kepala oleh Balai Arkeologi Palembang”, ujar Bapak Mario selaku guide dalam kegiatan ini. Setelah mendengarkan penjelasan dari guide, Siswa melanjutkan mengerjakan tugas pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah dibagikan oleh Bapak dan Ibu guru. ***Cesilia Dea.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment