Article Detail
Pembina Pramuka St. Yosef Lebih Kreatif dan Inovatif
Lahat (28/5)—Kursus Mahir Lanjutan Pembina Pramuka Santo Yosef ditutup hari ini, Sabtu (28/5) ditandai dengan pengalungan pita mahir. Untuk ijazah mahir akan diberikan 6 bulan mendatang setelah menyelesaikan Narakarya. Bagian akhir dari kegiatan KML, yaitu refleksi selama tiga hari dilanjutkan dengan post test tertulis kemampuan kepramukaan yang disiapkan oleh Kwarcab Lahat. Test ini sebagai umpan balik dari awal kursus yang dilaksanakan pre test. Tim pelatih ingin melihat sejauh mana perkembangan Kakak Pembina berdasarkan hasil awal sebelum pelatihan dibandingkan hasil akhir setelah pelatihan. Hasil rekap matrik nilai pre test dan post test diumumkan secara terbuka dihadapan peserta KML.
Dalam sidang penutupan diumumkan oleh tim pelatih sepuluh peserta terbaik KML. Terbaik berdasarkan urutan; Kak Paulina Endang Susiani, Kak Rosanna Saragih, Kak Maria Eviana, Kak Paulus Wargito, Kak Lucia Sulistyaningsih, Kak Welly Hadi Nugroho Seran, Kak Sunarto, Kak Agatha Rubini, Kak Antonina Kuswarni, dan peringkat sepuluh Kak Patricius Daru Nakula.
Secara umum proses kursus mahir lanjutan (KML) terlaksana sesuai dengan rencana. Semua peserta dalam kondisi sehat tidak ada yang mengundurkan diri alasan kesehatan maupun alasan lain. Semangat kepramukaan tetap membara sampai hari terakhir. Akhir KML bukan akhir dari semangat keparamukaan. Apa yang diperoleh dari KML ini dikembangkan dan diterapkan dalam kegiatan kepramukaan di unit masing-masing. Dengan harapan kepramukaan di Santo Yosef (Siaga, penggalang, Penegak) semakin lebih hidup. Kepramukaan bagian dari perwujudan nilai-nilai ketarakanitaan yang selama ini dikembangkan dan dihidupi di Tarakanita.
Beberapa nilai yang dihidupi di Tarakanita dapat dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka diantaranya membangun kepribadian. Membangun kepribadian yang ditekankan dalam kepramukaan ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, menghargai (Community), pengendalian diri, dan kecakapan hidup (Competence). Pramuka mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk mengembangkan keberanian (Conviction) menghadapi tantangan hidup sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan.
Gerakan Pramuka diharapkan mampu membawa perubahan serta menjadi kuat dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat. Untuk itu, Pramuka masa kini harus lebih kreatif dalam berkegiatan kepramukaan. Tidak hanya sempit pemikiran tentang apa yang dahulu Pramuka lakukan, namun lebih mengembangkan kegiatan yang bersifat kreatif, inovatif yang dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda (Creativity).
Ketua panitia KML, Kak Augustinus Sunaryo, menyampaikan bahwa dengan pelatihan ini para pembina semakin memiliki pengetahuan tentang berbagai metode dan teknik dalam membina Pramuka sehingga dapat membuat kegiatan yang lebih kreatif, menarik, dan menyenangkan. Lebih dari itu, nantinya keberadaan kepramukaan di sekolah Santo Yosef dapat berkiprah baik di tingkat Kwaran, Kwarcab, Kwarda maupun Kwarnas. Semoga! “Salam Pramuka, Yes”.***
Dalam sidang penutupan diumumkan oleh tim pelatih sepuluh peserta terbaik KML. Terbaik berdasarkan urutan; Kak Paulina Endang Susiani, Kak Rosanna Saragih, Kak Maria Eviana, Kak Paulus Wargito, Kak Lucia Sulistyaningsih, Kak Welly Hadi Nugroho Seran, Kak Sunarto, Kak Agatha Rubini, Kak Antonina Kuswarni, dan peringkat sepuluh Kak Patricius Daru Nakula.
Secara umum proses kursus mahir lanjutan (KML) terlaksana sesuai dengan rencana. Semua peserta dalam kondisi sehat tidak ada yang mengundurkan diri alasan kesehatan maupun alasan lain. Semangat kepramukaan tetap membara sampai hari terakhir. Akhir KML bukan akhir dari semangat keparamukaan. Apa yang diperoleh dari KML ini dikembangkan dan diterapkan dalam kegiatan kepramukaan di unit masing-masing. Dengan harapan kepramukaan di Santo Yosef (Siaga, penggalang, Penegak) semakin lebih hidup. Kepramukaan bagian dari perwujudan nilai-nilai ketarakanitaan yang selama ini dikembangkan dan dihidupi di Tarakanita.
Beberapa nilai yang dihidupi di Tarakanita dapat dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka diantaranya membangun kepribadian. Membangun kepribadian yang ditekankan dalam kepramukaan ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, menghargai (Community), pengendalian diri, dan kecakapan hidup (Competence). Pramuka mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk mengembangkan keberanian (Conviction) menghadapi tantangan hidup sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan.
Gerakan Pramuka diharapkan mampu membawa perubahan serta menjadi kuat dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat. Untuk itu, Pramuka masa kini harus lebih kreatif dalam berkegiatan kepramukaan. Tidak hanya sempit pemikiran tentang apa yang dahulu Pramuka lakukan, namun lebih mengembangkan kegiatan yang bersifat kreatif, inovatif yang dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda (Creativity).
Ketua panitia KML, Kak Augustinus Sunaryo, menyampaikan bahwa dengan pelatihan ini para pembina semakin memiliki pengetahuan tentang berbagai metode dan teknik dalam membina Pramuka sehingga dapat membuat kegiatan yang lebih kreatif, menarik, dan menyenangkan. Lebih dari itu, nantinya keberadaan kepramukaan di sekolah Santo Yosef dapat berkiprah baik di tingkat Kwaran, Kwarcab, Kwarda maupun Kwarnas. Semoga! “Salam Pramuka, Yes”.***
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment