Article Detail

Program Kerja Mesti Dongkrak Animo

Lahat (27/3), Suatu lembaga atau organisasi memerlukan pedoman dalam melaksanakan kinerjanya. Ketika suatu lembaga memiliki cita-cita untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginan pendiri serta anggota lembaga tersebut, maka pematangan konsep adalah kunci keberhasilannya. Pematangan konsep yang dimaksud adalah mempertimbangkan segala hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kinerja sebelum kita menetapkan suatu kegiatan yang tepat. Program kerja menjadi kebutuhan primer bagi suatu lembaga atau organisasi. Lembaga, apalagi lembaga pendidikan tanpa memiliki suatu program kerja yang terarah dan terpadu dapat diibaratkan bagaikan orang buta yang mencari kucing hitam dalam gelap malam tanpa cahaya.

Program kerja dapat dibuat secara sistematis, terarah dan terpadu jika urutan proses menuju pembuatan program kerja telah dilalui dengan baik, artinya telah memiliki dasar-dasar acuan tentang “jiwa” dari program kerja yang dibuat. Penyampaian panduan penyusunan program kerja Yayasan Tarakanita telah dilakukan (26-27/2) yang lalu oleh Divisi pendidikan, Heri Susilo, yang diikuti pejabat struktural di kantor wilayah. Pencermatan program kerja Yayasan Tarakanita Wilayah Lahat tahun 2015-2016 mulai dilakukan (27/3). Masing-masing unit karya, yaitu TK, SD, SMP, dan SMA Santo Yosef sesuai jadwal saling “mencermati” dengan tim kantor wilayah.

“ Saya ingin tahu bagaimana proses pembuatan program kerja di unit? Kendalanya apa? Siapa saja yang terlibat dalam tim? Apakah kerja bersama atau sendiri-sendiri?” demikian pertanyaan Divisi Pendidikan, Heri Susilo, kepada tim pembuat program kerja masing-masing unit. Hal ini penting ditanyakan untuk mengetahui apakah tim memahami betul alur penyusunan dan bagaimana alur yang diharapkan sudah berjalan dengan semestinya. Kerjasama yang baik dalam tim akan memudahkan dalam menerjemahkan kemauan program juga kebijakan anggaran. Sementara Bagian Umum Yayasan, H.Triwardono, mengkritisi penulisan. Sebagai contoh sederhana penulisan “materai” yang seharusnya “meterai”. Disamping itu juga diharapkan untuk merenungkan terkait dengan pengadaan inventaris dan pemeliharaan inventaris dan bangunan. “Apakah dengan pengadaan inventaris itu yakin bisa mendongkrak animo siswa?” “Maksimalkan yang ada dan pelihara, analisis yang tepat sebelum menentukan,” tegas Kabag Umum.

Lebih lanjut, Kabag Umum menyampaikan bahwa dalam uraian kegiatan wajib memperlihatkan kemampuan sekolah dalam memahami tujuan pengadaan kegiatan yang dimaksud dan memperlihatkan ketepatan di dalam merencanakan langkah-langkah kerja yang diperlukan. Dengan demikian, akan memudahkan sekolah ketika memanfaatkan jurnal program kerja sebagai alat kerja dan monitoring kegiatan. Sementara itu, bagian keuangan menanyakan jumlah anggaran yang sama muncul tiap bulan, anggaran terlalu besar, kode rekening salah, dan penyikapan pengeluaran anggaran bantuan pemerintah. Untuk bagian SDM lebih pada penyamaan bulan terkait kegiatan yang diselenggarakan pusat maupun wilayah yang diikuti unit karya.***

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment