Article Detail
Tumbuhkan Karakter Melalui Tarik Tambang
Dua regu saling adu kuat dengan seutas tambang. Kedua regu berisi jumlah orang yang sama. Hanya saja mereka dipisahkan sebuah garis pembatas. Laga pun dimulai saat keduanya saling berusaha menarik lawan menyeberangi garis pembatas. Pak Samuel menginjak tambang tersebut agar dalam posisi titik nol. Satu...dua...tiga......mulai. saling adu otot kedua belah lawan. Cengkraman semakin erat dengan sorak-sorai dukungan penonton.
Demikian suasana perlombaan tarik tambang yang dilaksanakan di lapangan SD Santo Yosef dalam rangka peringatan pelindung sekolah Santo Yosef. Siswa kelas enam putra dan putri ambil bagian dalam lomba ini sebagai wakil kelas, tidak harus yang gendut-gendut tetapi yang berotot. Tarik tambang ini mengandung unsur pendidikan karakter seperti sportifitas, semangat kerjasama, daya juang, dan bersosialisasi dalam kelompok. Tentunya, yang paling penting adalah melatih kekuatan otot. Karena semangat yang luar biasa, sampai jatuh bangun pantang menyerah. Lomba tetap ada yang menang dan kalah, yang utama adalah kegembiraan bersama memperingati pelindung sekolah.
Entah dari mana awalnya, olahraga ini bisa menjadi salah satu cabang idola. Namun satu yang pasti, setiap pelosok Nusantara pasti mengenal olahraga tradisional ini. Sebagai sebuah olahraga tradisi yang cukup intim dengan masyarakat tanah air, tarik tambang justru diketahui pertama kali ditemukan di India. Menurut cerita rakyat, tarik tambang digunakan para rakyat India kuno untuk menumbangkan raja mereka yang lalim. Raja yang sombong ini dengan angkuh menantang rakyatnya. Tanpa disadari Sang Raja justru terjebak dengan ide rakyat yang memintanya bermain tarik tambang. Melawan ribuan manusia seorang diri membuat Raja tersebut kewalahan dan mengakui keunggulan rakyatnya. Untuk memperingati hal ini maka rakyat India pun menjadikan tarik tambang sebagai monumen perlawanan dalam tradisi mereka.
-
there are no comments yet